Kamis, 09 April 2020

TOLERANSI LINIER PADA GAMBAR TEKNIK

1. TOLERANSI LINIER PADA GAMBAR TEKNIK




1.1            Toleransi diperhitungkan terhadap ukuran nominal. Toleransi ditulis dengan standar ukuran tulisan 2,5 mm. Penyimpangan maksimum ditulis diatas, penyimpangan minimum ditulis dibawah. Angka nominal tanda plus (+) dan minus (-) penting. Anka toleransi dituliskan satu kali (digabungkan). Toleransi nol boleh dihilangkan, jika tidak akan salah pengertian.

1.2 Dalam gambar kerja gabungan (terpasang) penulisan ukuran untuk bagian lubang (borehole) selalu dituliskan disebelah bawahnya, umpamanya : lubang dalam (borohole), poros (shaft), bagian (part), dan sebagainya.

1.3 Jika hanya satu toleransi yang perlu untuk tiap ukuran, disebabkan batas toleransi yang lain = 0, maka hanya satu garis ukuran yang digambarkan.
1.4 Ukuran – ukuran umum yang ditulis tanpa toleransi, berarti bahwa nilai toleransi ukuran tersebut besarnya senilai yang tercantum dalam tabel. Menurut DIN 7168, terdapat 4 tingkat ketelitian, yaitu:
                    Sangat halus, sedang, kasar dan sangat kasar
                    Tingkat ketelitiannya tidak dicantumkan pada penggambaran

Selasa, 07 April 2020

GAMBAR BENDA KERJA SILINDRIS

1. GAMBAR TEKNIK BENDA KERJA SILINDRIS

1.1 Penggambaran suatu silindris atau benda kerja simetris lainnya, didasarkan garis garis sumbu.

1.2 Benda kerja yang sederhana hanya digambat tampak depannya saja (satu pandangan), simbol diameter 
      ditempatkan di depan angka ukuran.

1.3 Jika gambar kerja dibuat dua pandangan, ukuran diameter ditempatkan pada pandangan lingkaran.

1.4 Besarnya jarak antara dua sumbu benda silindris, diletakkan pada jarak kedua garis sumbu.

1.5 Usahakan agar garis-garis ukuran tidak termasuk di dalam daerah arsiran, Jika tidak dapat dihindari maka 
      ukuran gambar harus dapat dibaca dari sebelah kiri.

1.6 Silinder sederhana yang panjangan penggambarannya dapat diperpendek dengan menggunakan garis 
      pemutus digambar dengan garis bebas dengan garis tipis dan bidangnya diarsir.

1.7 Daerah terjadinya pemotongan diarsir.



1.8 Yang paling sederhana adalah pemotongan dengan garis bebas.

2. Gambar proyeksi benda silindris yang terpotong

2.1 Gambar proyeksi pandangan depan dan atas dari benda silindris yang terpotong arah aksial bagian atasnya.

2.2 Gambar proyeksi pandangan sampingnya.

2.3 Garis potong yang tidak terlihat pada gambar proyeksinya, harus dilukiskan/digambar dengan garis bayang- 
      bayang.

TANDA PENGERJAAN PADA GAMBAR TEKNIK

1. TANDA PENGERJAAN PADA GAMBAR TEKNIK


1.1             Simbol dasar terdiri dari dua garis dengan panjang yang tidak sama (perbandingan 1:2) yang membentuk sudur 60o satu sama lain. Simbol digunakan hanya jika diberikan keterangan untuk memperjelas cara pengerjaan benda kerja tersebut.
H1 = 5 mm; H2 = 10 mm.
                     Ketebalan garis = 0.35 mm; tinggi huruf = 3.5 mm.

1.2                       Spesifikasi tersendiri dari permukaan ditambahkan dengan simbol:
a)       Nilai kekasaran Ra dalam mm atau tingkat    kekasaran N1 – N12.
b)       Metoda produksi, perlakuan permukaan, pelapisan (penunjuk pengerjaan)
c)       Penunjuk jarak/panjang dalam mm.
d)       Bentuk alur permukaan.
                     e)     Kelebihan ukuran untuk pengerjaan lanjut

1.3 Spesifikasi ditulis pada garis tambahan, dari sisi yang lebih panjang

1.4 Simbol dan huruf harus dapat dibaca dari bawah atau dari kanan. Dua permukaan dapat digabungkan dengan tanda          panah penunjuk ke arah bidang permukaan. Simbol dan tanda panah ditempatkan pada permukaan benda atau pada        garis perpanjangannya.

1.5 Simbol tanda pengerjaan dicantumkan satu kali, pada bidang permukaan benda atau pada garis perpanjangannya.

1.6 Jika semua permukaan kekasarannya sama, simbol pengerjaannya dicantumkan diluar benda kerja/gambar kerja.              Tanda pengerjaan yang sifatnya khusus “seluruhnya” dapat ditambahkan.

1.7 Tanda pengerjaan paling luar menyatakan bahwa permukaan benda adalah Ra =6.3 atau yang tidak ada pencantuman tanda pengerjaan berari kekasarannya adalah  Ra=6.3
Tanda pengerjaan di dalam kurung, dalam gambar kerjanya harus dicantumkan pada permukaan gambar kerja/benda kerja yang sesuai dengan peruntukkannya.

1.8 Penulisan simbol secara khusus, yang ditulis terpisah, dapat dilaksanakan apabila penulisannya mengganggu gambar atau tidak ada ruang untuk menuliskannya.

3.1.             Tanda pengerjaan Nilai Kekasaran
Kelas kekasaran
N1
N2
N3
N4
N5
N6
N7
N8
N9
N10
N11
N12
Nilai kekasaran
0.025
0.05
0.1
0.2
0.4
0.8
1.6
3.2
6.3
12.5
25
50


GAMBAR MUR DAN BAUT

1. GAMBAR TEKNIK ( MUR DAN BAUT )
1.1 Gambar ketiga pandangan proyeksi (tampak depan, atas, dan samping) dari kepala baut heksagonal.
e =  ukuran maksimum dari sudut ke sudut
s =  lebar mulut kunci
e =  s. 1,155
                       s =  e. 0,866
1.2              Pada mur, sebagai pasangan dari baut kepala, dibuat dua camfer. Setelah pencamferan, ketajaman sudut hanya terlihat pada tampak samping. Pada tampak samping dan tampak depan, ulir tidak perlu digambar

1.3                  Pada penggambaran, sederhana kurva camfer dan ujung ulir dihilangkan.
k = 0,7 . d (tinggi kepala baut)
m= 0,8 . d (tinggi mur)
                       d = diameter nominal baut
1.4 Baut, mur, dan cincin tidak perlu digambar sebagai potongan
1.5 Jika garis ulir dalam dan ulir luar terpasang, yang digambarkan adalah ulir luar

GAMBAR ULIR


1. GAMBAR ULIR PADA GAMBAR TEKNIK
1.1  Diameter ulir luar digambar dengan garis tebal, diameter dalam/inti dengan garis tipis. Jarak antara 
       garis tebal dan garis tipis menunjukkan kedalamn ulir. 
                    Diameter dalam = diameter luar x 0,8.
1.2 Diameter dalam ulir digambar 3/4 lingkaran,1/4 bagian yang dikosongkan penempatannya disebelah kiri.
1.3 Ujung baut umumnya digambar melengkung atau model kerucut. Jari – jari lengkungan kira – kira sama dengan diameter luar. Bentuk kerucut atau camfer dibuat mulai dari diameter dalam ulir dengan sudut 450.
1.4 Diameter dalam ulir dalam, digambar dengan garis tebal satu lingkaran penuh, sedangkan diameter luar ulir digambar dengan 3/4 lingkaran, 1/4 bagian yang dikosongkan penempatannya disebelah kiri atas


1.5 Gambar ulir yang tidak tampak, digambar dengan garis putus – putus, kedua lingkaran digambar penuh


1.6 Batas akhir ulir digambarkan dengan garis tebal, pada ulir yang terpotong penuh akhir ulirnya digambar putus – putus.
1.7 Penempatan ukuran ulir:
a)       Ukuran ulir ditempatkan pada diameter luar ulir, dicantumkan didepan angka ukuran.
Misalnya : M 10; M 10 x 1,5; W 2”; W 104 x1/6”
        R 4; Tr 20 x 4;Rd 16 x 1/6”
        S 12 x 2,2 kiri (ulir ganda)
  b)   Panjangnya ulir
                       c) Panjang poros ulir luar; panjang


Jumat, 03 April 2020

PROYEKSI EROPA DAN AMERIKA

1.           Gambar Proyeksi
Pada gambar teknik mesin, teristimewa pada gambar kerja dipergunakan cara proyeksi ortoganal yang sudah dibahas sepintas pada pokok bahasan terdahulu.
Bidang-bidang proyeksi yang paling banyak digunakan adalah bidang horizonta dan bidang vertikal, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. Bidang-bidang utama membagi seluruh ruang dalam empat kwadran. Bagian ruang di atas bidang horizontal  dan di depan bidang vertikal disebut kwadran pertama. Bagian ruang di atas bidang horizontal dan di belakang bidang vertikal disebut kwadran kedua. Kwadran ketiga adalah bagian ruang yang terletak di bawah bidang horizontal dan di depan bidang vertikal, serta kwadran ke empat adalah bagian ruang yang terletak di bawah bidang horizontal dan di belakang bidang vertikal.
Jika benda yang digambar diletakkan di kwadran pertama, dan diproyeksikan pada bidang-bidang proyeksi, maka cara proyeksi ini disebut “proyeksi bidang kwadran pertama” atau “cara proyeksi sudut pertama.” Jika bendanya diletakkan pada kwadran ke tiga, macara proyeksi ini disebut “proyeksi kwadran ketiga” atau “proyeksi sudut ke tiga”. Sedangkan untuk kwadran yang lainnya tidak digunakan dalam membuat gambar proyeksi
             Gambar-gambar pandangan pada umumnya digambar menurut cara sudut pertama dan sudut ketiga.
                                         Gambar 1 Proyeksi
2.             Cara proyeksi sudut pertama (Proyeksi Eropa)
Benda yang tampak di bawah ini gambar (a) diletakkan di depan bidang-bidang proyeksi seperti pada gambar (b). Ia diproyeksikan pada bidang belakang menurut garis penglihatan A, dan gambarnya adalah gambar pandangan depan. Tiap garis atau tepi benda tergambar sebagai titik atau garis pada proyeksi. Pada gambar (b) tampak juga proyeksi benda bidang bawah menurut arah B, dan menurut arah C, padang bidang proyeksi sebelah kanan, menurut arah D pada bidang proyeksi sebelah kiri, menurut arah E pada bidang proyeksi atas dan meurut arah F pada bidang depan.
          Jika Proyeksi-proyeksi, seperti pada gambar (b), telah dibuat semuanya, hasilnya kurang berguna, karena bidang-bidang proyeksinya disusun di dalam tiga dimensi. Oler karena itu mereka harus diletakkan dalam satu lembar kertas gambar dalam dua dimensi.
Gambar 2. Proyeksi sudut pertama (Proyeksi Eropa)
Bidang-bidang proyeksi dimisalkan merupakan suatu kubus tertutup gambar (b) di atas kemudian dibuka seperti gambar (c) di atas sehingga semua sisi terletak pada bidang vertikal.
Susunan gambar proyeksi harus demikian hingga dengan pandangan depan A sebagai patokan, pandangan atas B terletak di bawah, pandangan kri C terletak di sebelah kanan, pandangan kanan D terletak disebelah kiri, pandangan bawah E terletak di atas, dan pandangan belakang F terletak di sebelah kti atau kanan. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada gambar (d) di atas.
Dalam gambar, garis-garis tepi, yaitu garis-garis batas antara bidang-bidang proyeksi dan garis-garis proyeksi tidak digambar.
             Gambar proyeksi demikian disebut gambar proyeksi sudut pertama. Cara ini disebut juga “Cara E” karena cara ini telah banyak digunakan di negara-negara Eropa seperti Jerman, Swis, Prancis dan lain-lainnya.

3.             Cara proyeksi sudut ketiga ( Proyeksi Amerika )
Benda yang akan digambar diletakkan dalam peti kubus dengan sisi tembus pandang sebagai bidang-bidang proyeksi  seperti  gambar  di  bawah  ini  (a). Pada  tiap-tiap  bidang  proyeksi  akan   tampak gambar pandangan dari benda menurut arah penglihatan, yang ditentukan oleh anak panah



                                         Gambar 3. Proyeksi sudut ketiga (Proyeksi Amerika)
Pandangan depan dalam arah A dipilih sebagai pandangan depan. Pandangan-pandangan yang lain diproyeksikan pada bidang-bidang lainnya menurut gambar (a) di atas. Sisi-sisi kubus dibuka menjadi satu bidang proyeksi depan menurut arah anak panah yang terdapat pada gambar (b) di atas. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada gambar (c) di atas. Dengan pandang depan A sebagai patokan, pandangan atas B diletakkan di atas, pandangan kri C di sebelah kiri, pandangan kanan D diletakkan di sebelah kanan, pandangan bawah E diletakkan di bawah, dan pandangan belakang F diletakan di sebelah kiri atau kanan.
         Susunan proyeksi ini disebut proyeksi sudut ketiga, dan disebut juga dengan “cara A” karena banyak dipakai di Amerika dan negara lainnya seperti Jepang, Canada, Australia dan negaran-negara lainnya.

4.             Pengenalan cara-cara proyeksi dan lambangnya.
Jika hasil-hasil gambar proyeksi sudut pertama dan proyeksi sudut ketiga dibandingkan, maka akan terlihat bahwa gambar yang satu merupakan kebalikannya yang lain, dilihat dari segi susunannya. Oleh karena itu perbedaannya sangat penting untuk diperhatikan. Harus dicatat bahwa dua cara proyeksi ini jangan dipakai bersamaan dalam satu gambar.
Dalam standar DIN ISO 5456-2(1998-04) telah ditetapkan bahwa kedua cara proyeksi boleh dipergunakan. Untuk keseragaman, semua gambar dalam ISO digambar menurut proyeksi sudut pertama.
            Jika pada gambar telah ditentukan cara proyeksi yang dipakai, maka cara yang dipakai harus dijelaskan pada gambar dengan menggunakan simbol/lambang seperti di bawah ini.

Gambar 4 Simbol/Lambang Proyeksi sudut pertama (Eropa) dan Sudut Ketiga (Amerika)

Rabu, 01 April 2020

Jenis jenis Garis , Huruf dan Angka Pada Gambar Teknik

1.       Macam – macam Garis pada Gambar Teknik



Penggunaan selanjutnya secara khusus adalah sebabagi berikut:
·         Garis kontinu tebal     : Lapisan las, simbol las, lingkaran
·         Garis kontinu tipis      : Garis penunjuk, lipatan pinggir, bagian menyilang.
·         Garis titik garis tebal  : Simbol batas pengerasan
·         Garis titik garis tipis   :Jari-jari roda gigi, lubang lingkaran, toleransi mesin, perpanjangan lengan

  
 2.       Standar huruf dan angka

3.        Tinggi huruf dan angka menurut standar
2.5
3.5
5
7
10
14
20



4. CONTOH JOBSHEET/APLIKASI PADA GAMBAR



Membaca Jangka Sorong Ketelitian 0.05 mm

Pelatihan Teknik Manufaktur UPT Balai Latihan Kerja Garut Unit Kompetensi                 : Mengukur Menggunakan Alat Ukur Kode Unit        ...